Permohonan itu diajukan karena permasalahan itu terlalu lama diselesaikan Polres Jakarta Selatan. Hal ini juga dilakukan agar Citibank juga bertanggung jawab atas kejadian ini.
"Kami minta Mabes Polri mengambil alih kasus ini. Pak OC Kaligis [pengacara] sudah berangkat untuk menemui kapolri," ujar Ficky Fiher Achmad, salah satu kuasa hukum keluarga Irzen kepada VIVAnews.com, Senin 11 April 2011.
Kuasa hukum korban merasa kecewa dengan sikap polisi di Polres Jakarta Selatan yang kurang kooperatif. Hingga kini, pihak keluarga belum menerima hasil akhir visum yang menjelaskan kematian Irzen. Karenanya, kematian Sekretaris Jenderal Partai Pemersatu Bangsa itu masih belum jelas. "Sudah keluar, tapi keluarga belum menerima hasilnya. Keluarga butuh tahu penyebabnya," ujarnya lagi.
Dugaan kekerasan muncul ketika polisi menemukan bercak darah di gorden ruang pertemuan Octa dengan sejumlah debt collector. Ada empat penagih utang yang kini telah menjadi tersangka. Satu tersangka tidak ditahan dan hanya wajib lapor.
Dalam laporan pemeriksaan sementara yang dikeluarkan dr Ade Firmansyah, dokter forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, penyebab kematian Irzen belum dapat diketahui secara pasti.
Terdapat pendarahan di bawah selaput keras otak, dan gumpalan darah di balik otak, terdapat memar batang otak. Dari hasil pemeriksaan juga disimpulkan penyebab kematian diduga karena pecahnya pembuluh di bilik otak dan selaput keras otak.
Sejumlah kejanggalan antara lain, ada lebam pada bagian belakang tubuh, kaku pada rahang dan jari tangan, luka lecet pada sekat hidung bagian luar, dan kedua lubang hidung mengeluarkan darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Isi Komentar Anda pada opsi Google/Blogger Untuk Anda yang memiliki Akun Google/Blogger.
Silakan Isi Komentar Dengan Baik Dan Bijak.