SBY Berharap Tak Ada Lagi WNI Jadi Pembantu

JAKARTA- Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) berharap agar masyarakat Indonesia tidak lagi yang menjadi tenaga kerja di luar negeri apalagi dengan menyandang profesi pembantu rumah tangga.

"Harapan saya, lebih banyak tenaga kerja yang akan diserap bukan hanya di industri dan kontruksi, tapi juga pertanian di sektor jasa dan sebagainya. Kalau itu tumbuh, pada tahun-tahun mendatang, rasanya tidak perlu saudara-saudara kita menjadi TKI apalagi di sektor jasa rumah tangga," kata SBY saat memberikan sambutan dalam acara pembukan Temu Konsultasi Lembaga Kerjasama Tripartit Nasional dan Tripartit Daerah di Istana Negara, Rabu (13/4/2011).

Sebagai bangsa, sesama WNI, lanjut SBY, kita merelakan saudara kita bekerja di luar negeri untuk sektor-sektor yang professional, skill worker seperti itu. "Tapi kalau arahnya ke penata rumah tangga, kita harus berusaha, harus bertekad untuk menguranginya, dan suatu saat meniadakan dengan cara kita sediakan lapangan kerja yang lebih banyak di negeri kita," ucapnya.

SBY mengungkapkan hal itu erat dengan rasa nasionalisme, rasa kebangsaan, rasa solidaritas di antara warga negara Indonesia (WNI). Oleh karena itu SBY menginginkan masterplan kerja sama Tripartit Nasional dan Tripartit Daerah sukses. "Di bidang dunia usaha juga harus sukses agar saudara-saudara kita benar-benar bisa bekerja di negerinya sendiri dan tidak harus menjadi penata rumah tangga," papar SBY.

Lebih lanjut SBY menegaskan bahwa dia telah  mengeluarkan perintah akan ada tim terpadu yang ditugasi untuk melakukan evaluasi menyeluruh baik di Indonesia maupun di luar negeri di mana TKI bekerja. Tujuannya, untuk memberikan saran kepada presiden terkait TKI. "Saya minta agar bekerja sama dengan para Gubernur nanti, mari kita perbaiki, tapi kita tegas kalau memang saudara-saudara kita diperlakukan tidak baik, kita harus punya posisi. Tapi konsekuensinya kita harus menyiapkan lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri, di negeri sendiri," tutupnya.