Perlahan serangan ulat bulu terus menjalar ke  berbagai daerah di Bali. Berdasarkan laporan yang diterima dinas  terkait sudah tujuh kabupaten/kota dihinggapi serangga gatal ini.
“Dari  pelacakan kami di lapangan, tujuh kabupaten/kota di Bali sudah  ditemukan ulat bulu,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan  Provinsi Bali Made Putra Suryawan di Denpasar, Rabu (13/04/2011).
Tujuh  daerah tersebut yakni Buleleng, Denpasar, Jembrana, Gianyar,  Karangasem, Klungkung, dan Tabanan. Sedangkan dua kabupaten yang belum  ditemukan kasus ulat bulu adalah Badung dan Bangli.
Hanya saja,  populasi ulat bulu di setiap daerah berbeda-beda. Seperti di Kabupaten  Buleleng, terdapat 200 sampai 1.000 ekor ulat setiap pohonnya.
“Sampai saat ini, tujuh pohon mangga terserang ulat bulu yakni dua pohon di Penglatan dan lima pohon di Baktiseraga,” paparnya.
Sementara  kasus ulat bulu di Kabupatyen Klungkung, menyerang lima pohon kelapa.  Masing-masing pohon dihinggapi 20 ulat bulu. Kabupaten Gianyar,  ditemukan 20 ekor pada setiap pohon kelapa.
Di Denpasar ulat bulu  ditemukan menyerang pohon kamboja, waru, bahkan semak-semak, dengan  populasi ulat bulu antara 100 sampai 1.000 ekor.
Menyusul  serangan ulat bulu tersebut, Dinas Pertanian Provinsi Bali telah  mengirimkan surat rekomendasi ke seluruh Dinas Pertanian se-Bali untuk  tidak membunuh hewan pemakan ulat, seperti semut rangrang dan burung  cerukcuk.
Meski telah menyerang ke hampir semua wilayah di Bali,  namun pemerintah daerah setempat belum menetapkan status kejadian luar  biasa (KLB).
Untuk kasus ulat bulu baru sebatas status ancaman  atau waspada, karena hanya menyerang pada dedaunan saja, meskipun sudah  merusak.
Hanya saja serangan yang menciptakan kerusakan itu masih terbilang kecil, yakni kurang dari 100 pohon.
Selain itu, sambung Suryawan, serangan ulat bulu di Bali juga belum sampai menganggu tingkat produksi tanaman pangan.
waduh seyem nich, bisa2 keliling seindonesia
BalasHapus