Jembatan di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat
Jembatan Akar cukup unik, karena dirajut dari akar pohon yang tumbuh di
kedua sisi sungai, sehingga membentuk sebuah jembatan utuh. Hal ini
berbeda dengan jembatan biasa yang dibangun menggunakan campuran semen
Di samping itu, keunikanan lain adalah bertambah kuatnya jembatan
seiring dengan bertambahnya umur jembatan. Hal ini berbeda dengan
jembatan biasa yang semakin lama umurnya akan semakin rapuh.
Dengan panjang 25 meter, jembatan akar ini lebih panjang dari jembatan
akar yang ada di Badui, Jawa Barat dan jembatan akar yang ada di Jepang.
Jembatan Akar
Jembatan Akar diperkirakan telah berumur sekitar 100 tahun. Jembatan ini
dibangun dengan merangkai akar dari dua jenis pohon yang masing-masing
tumbuh di kedua belah sisi sungai. Jenis pohon tersebut adalah pohon
kubang (ficus sp) yang banyak tumbuh di sekitar sungai di mana tempat
jembatan akar tersebut dibangun.Inilah dia objek wisata andalan
Kabupaten Pesisir Selatan yang merupakan salah satu jembatan yang
terunik di dunia.jembatan yang kuat dan menjadi penghubung dua daerah
antara Jorong (Dusun) Puluik-Puluik dan Lubuak Silau, Desa Lubuak Silau,
Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat.
Dari informasi yang berhasil dirangkum salah seorang tokoh masyarakat
sekaligus ketua pemuda Pulik-puluik, Herman Datuak Rajo Bandaro,
jembatan tersebut dibuat karena seorang ulama yang bernama Pakih Sokan
kasihan melihat murid-murid mengajinya dari Pulik-puluik sering tidak
datang karena aliran batang bayang kerap meluap.
Pada tahun 1916 Pakih Pohan menanam dua batang jawi-jawi (sejenis pohon
beringin yang berdaun lebar), pohon jawi-jawi tersebut ditanam di dua
lokasi satu di daerah Pulik-puluik dan satu lagi di daerah Lubuak Silau
yang dipisahkan dengan batang bayang. Lalu akarnya yang bergantungan
dijalin di batang bambu yang dijadikan jembatan sebagai tulang jembatan
akar. Setelah 3 tahun lamanya akar dua pohon jawi-jawi tersebut bertaut
namun belum bisa dilalui.
Kemudian Pakih Pohan mengadakan acara mandabiah kambing (potong kambing)
dan mandarai aka (memberikan darah pada akar yang bertaut tersebut).
“Ini sebagai tanda syukuran bahwa akar jawi-jawi yang dihubungkan sudah
bertaut, sebagai tanda akan terjadi pertautan kembali,” tambah Herman.
Untuk menjadikan sebuah jembatan yang bisa dilalui membutuhkan waktu
selama 20 tahun maka jembatan tersebut bisa ditempuh warga Puluik-puluik
yang hendak mau ke Lubuak Silau.
Sampai sekarang jembatan tersebut berukuran panjang 30 meter dan lebar 1
meter dengan ketinggian dari permukaan batang bayang sekitar 10 meter
dan saat ini umur jembatan tersebut sudah 93 tahun dan masih bisa
dilalui warga dari daerah Pulik-puluik sebanyak 25 kepala keluarga
begitu juga warga yang hendak kedaerah Pulik-puluik…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Isi Komentar Anda pada opsi Google/Blogger Untuk Anda yang memiliki Akun Google/Blogger.
Silakan Isi Komentar Dengan Baik Dan Bijak.